Kamis, 17 Oktober 2013

IDENTIFIKASI MASALAH DALAM KONSELING BAGI SISWA

BAHAN PRESENTASE
Nama                          : Doni Januari Iskandar Tobing
Semester                     : V (Lima)
Mata Kuliah              : Bimbingan Konseling
Dosen                          : Katji Mariani Naat, M. Pdk
IDENTIFIKASI MASALAH
A.    Pengertian Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik, atau masalah yang dihadapi. Salah satu cara untuk memudahkan dalam menyatakan identifikasi masalah dengan baik adalah dengan mengetahui secara jelas apa yang dihadapi. Dalam identifikasi masalah konselor berupaya menentukan hakikat masalah yang dihadapi konsili dan mengambil suatu kesimpulan dengan menggunakan klasifikasi masalah. Adapun klasifikasi masalah tersebut adalah:
1.      Faktor ketidakpercayaan diri
2.      Ketergantungan pada orang lain
3.      Sulit mengambil keputusan
4.      Faktor depresi atau konflik diri
5.      Gangguan tingkah laku, pikiran,
6.      Ketidaktahuan akan potensi
Beberapa klien mungkin akan menyampaikan secara langsung permasalahannya saat konselor menanyakan maksud kedatangannya, namun konselor harus menggunakan keterampilannya untuk menangkap permasalahan yang dihadapi klien berdasarkan cerita dan penjelasan klien tsb. Selama identifikasi konselor menjadi pendengar yang baik dan mengamati tanda-tanda yang terkait dengan penentuan identifikasi masalah.
B.     Tujuan Identifikasi Masalah
a.       Konselor dapat mengenal kepribadian peserta didik yang dianggap memiliki masalah yang luas dan mendalam.
b.      Konselor dapat memahami dan menetapkan faktor penyebab permasalahan yang dihadapi oleh konsili.
c.       Konselor dapat menentukan jenis layanan yang tepat sesuai permasalahan, sehingga konsili dapat terbantu memahami masalahnya.
Ada beberapa masalah yang dihadapi siswa atau anak didik:
Masalah Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Memiliki ketidakmampuan belajar tidak berarti anda tidak bisa belajar, tapi kita harus membutuhkan bantuan dan harus bekerja keras.
1.      Faktor atau penyebab internal
v  Kesehatan
Dalam belajar kesehatan sangat berpengaruh dalam perihal belajar mengajar. Apabila kesehatan sedang terganggu atau tidak baik akan mengganggu ketika belajar, maka oleh sebab itu hendaknya anak didik mengusahakan tubuh yang fit tidak sedang sakit, kelemahan tubuh dsb.
v  Rasa Nyaman
Kenyamanan pada saat proses belajar mengajar merupakan suatu keinginan bagi individu, karena dengan kenyamanan yang ada maka setiap siswa akan mencapai tujuan yang diharapkan. Dapat kita bayangkan apabila didalam kelas ada banyak keributan atau siswa yang tidak belajar dengan sungguh-sungguh sehingga mengganggu siswa yang sedang berkonsentrasi. Selain itu kenyamanan dapat diciptakan melalui suasana yang ramah, penuh kasih saying, tidak bau, tidak panas, tidak kotor dll.
v  Latar Belakang Sosial
Siswa yang berasal dari orangtua yang baik, maka kemungkinan perilaku anak akan mengikuti apa yang telah diajarkan oleh orangtuanya, dan memungkinkan memiliki semua kebutuhan sekolah. Namun sebaliknya, siswa yang berasal dari latar belakang sosial yang rendah, biasanya memiliki kelakuan yang kurang sopan dan menimbulkan masalah belajar. Namun hal ini dilihat secara umum saja, namun sekarang ini lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang dimasyarakat sekarang.
v  Kebiasaan Belajar
Masalah belajar yang dialami siswa salah satunya adalah dikarenakan kebiasaan belajar yang salah. Terkadang siswa akan belajar pada saat ujian sekolah atau ulangan semata.
v  Motivasi
Motivasi sangat mempengaruhi dalam belajar siswa. Motivasi yang dapat menimbulkan masalah adalah ketika motivasi siswa itu hanya bersifat sementara. Misalnya, siswa giat belajar ketika ditemani teman dekat atau pacar, namun ketika hubungan itu putus biasanya siswa akan malas belajar.
v  Kemampuan Mengingat
Kemampuan mengingat siswa sangat berpengaruh dalam masalah belajar, untuk itu bagi siswa yang memiliki kemampuan minim maka siswa yang bersangkutan mengalami kesulitan belajar.
2.      Faktor Eksternal
Factor yang timbul dari luar diri siswa ada 2 macam yaitu:
v  Faktor Sosial
a.       Lingkungan keluarga: dalam kegiatan belajar, seorang anak diberi dorongan dan pengertian dari orangtua. Apabila anak sedang belajar anak jangan diganggu dengan tugas rumah. Orangtua berkewajiban member pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin membantu memecahkan masalah yang dihadapi anak disekolah. Didikan yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap kondisi anak dalam kegiatan belajar. Suasana yang kurang harmonis akan menimbulkan suasana kaku dalam belajar yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar. Sedangkan suasana rumah yang akrab, menyenangkan akan membuat dorongan yang kuat bagi anak dalam belajar.
b.      Latar belakang budaya: tingkat pendidikan dan kebiasaan keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Jadi anak-anak hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik agar anak termotivasi.
c.       Lingkungan masyarakat: pergaulan anak dapat mempengaruhi dalam proses belajar, maka anak dibimbing pada teman yang baik. Selain itu pola hidup lingkungan yang berada disekitar rumah juga sebagai factor, selain itu juga kegiatan lingkungan yang berlebihan yang melebihi kegiatan belajar.
v  Faktor non sosial
Sarana belajar yang kurang memadai, cuaca yang tidak mendukung dan keadaan rumah yang sempit dll.
Masalah Sosial
Kurangnya kemampuan siswa bersosialisasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya, misalnya kesulitan dalam kelompok belajar dan mengikuti bimbingan belajar. Masalah sosial dapat dikategorikan dalam empat faktor yaitu: faktor ekonomi yang kurang memungkinkan alias tidak tercukupi, faktor budaya yang berdampak tidak baik, tren yang kurang baik, faktor biologis yang menyangkut siswa yang cacat, minder, dan faktor psikologis yang menyangkut gangguan mental yang membuat stress dan gangguan syaraf.
Ada tiga masalah sosial menurut STARK (1975)
a.       Konflik dan kesenjangan yang menyangkut kemiskinan, kesenjangan sosial, pelecehan, konflik antar kelompok dll
b.      Perilaku penyimpangan yang menyangkut kecanduan obat terlarang, miras, gangguan mental, kenakalan, kekerasan pergaulan.
c.       Perkembangan manusia: yaitu masalah keluarga.

KESIMPULAN: identifikasi masalah sangat diperlukan ketika seorang konselor menghadapi klien atau konsili yang tengah bermasalah supaya tujuan penyelesaiannya tercapai. Dalam presentase ini kita melihat kajian mengenai masalah yang dihadapi oleh siswa baik dalam belajar maupun dalam bersosialisasi. Maka peran aktif antara orang tua dan guru diperlukan dalam pembentukan pribadi siswa dan member solusi terhadap masalah yang dialami.






IDENTIFIKASI MASALAH DALAM KONSELING SISWA

BAHAN PRESENTASE
Nama                          : Doni Januari Tobing
Semester                     : V (Lima)
Mata Kuliah              : Bimbingan Konseling
Dosen                          : Katji Mariani Naat, M. Pdk
IDENTIFIKASI MASALAH
A.    Pengertian Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik, atau masalah yang dihadapi. Salah satu cara untuk memudahkan dalam menyatakan identifikasi masalah dengan baik adalah dengan mengetahui secara jelas apa yang dihadapi. Dalam identifikasi masalah konselor berupaya menentukan hakikat masalah yang dihadapi konsili dan mengambil suatu kesimpulan dengan menggunakan klasifikasi masalah. Adapun klasifikasi masalah tersebut adalah:
1.      Faktor ketidakpercayaan diri
2.      Ketergantungan pada orang lain
3.      Sulit mengambil keputusan
4.      Faktor depresi atau konflik diri
5.      Gangguan tingkah laku, pikiran,
6.      Ketidaktahuan akan potensi
Beberapa klien mungkin akan menyampaikan secara langsung permasalahannya saat konselor menanyakan maksud kedatangannya, namun konselor harus menggunakan keterampilannya untuk menangkap permasalahan yang dihadapi klien berdasarkan cerita dan penjelasan klien tsb. Selama identifikasi konselor menjadi pendengar yang baik dan mengamati tanda-tanda yang terkait dengan penentuan identifikasi masalah.
B.     Tujuan Identifikasi Masalah
a.       Konselor dapat mengenal kepribadian peserta didik yang dianggap memiliki masalah yang luas dan mendalam.
b.      Konselor dapat memahami dan menetapkan faktor penyebab permasalahan yang dihadapi oleh konsili.
c.       Konselor dapat menentukan jenis layanan yang tepat sesuai permasalahan, sehingga konsili dapat terbantu memahami masalahnya.
Ada beberapa masalah yang dihadapi siswa atau anak didik:
Masalah Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Memiliki ketidakmampuan belajar tidak berarti anda tidak bisa belajar, tapi kita harus membutuhkan bantuan dan harus bekerja keras.
1.      Faktor atau penyebab internal
v  Kesehatan
Dalam belajar kesehatan sangat berpengaruh dalam perihal belajar mengajar. Apabila kesehatan sedang terganggu atau tidak baik akan mengganggu ketika belajar, maka oleh sebab itu hendaknya anak didik mengusahakan tubuh yang fit tidak sedang sakit, kelemahan tubuh dsb.
v  Rasa Nyaman
Kenyamanan pada saat proses belajar mengajar merupakan suatu keinginan bagi individu, karena dengan kenyamanan yang ada maka setiap siswa akan mencapai tujuan yang diharapkan. Dapat kita bayangkan apabila didalam kelas ada banyak keributan atau siswa yang tidak belajar dengan sungguh-sungguh sehingga mengganggu siswa yang sedang berkonsentrasi. Selain itu kenyamanan dapat diciptakan melalui suasana yang ramah, penuh kasih saying, tidak bau, tidak panas, tidak kotor dll.
v  Latar Belakang Sosial
Siswa yang berasal dari orangtua yang baik, maka kemungkinan perilaku anak akan mengikuti apa yang telah diajarkan oleh orangtuanya, dan memungkinkan memiliki semua kebutuhan sekolah. Namun sebaliknya, siswa yang berasal dari latar belakang sosial yang rendah, biasanya memiliki kelakuan yang kurang sopan dan menimbulkan masalah belajar. Namun hal ini dilihat secara umum saja, namun sekarang ini lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang dimasyarakat sekarang.
v  Kebiasaan Belajar
Masalah belajar yang dialami siswa salah satunya adalah dikarenakan kebiasaan belajar yang salah. Terkadang siswa akan belajar pada saat ujian sekolah atau ulangan semata.
v  Motivasi
Motivasi sangat mempengaruhi dalam belajar siswa. Motivasi yang dapat menimbulkan masalah adalah ketika motivasi siswa itu hanya bersifat sementara. Misalnya, siswa giat belajar ketika ditemani teman dekat atau pacar, namun ketika hubungan itu putus biasanya siswa akan malas belajar.
v  Kemampuan Mengingat
Kemampuan mengingat siswa sangat berpengaruh dalam masalah belajar, untuk itu bagi siswa yang memiliki kemampuan minim maka siswa yang bersangkutan mengalami kesulitan belajar.
2.      Faktor Eksternal
Factor yang timbul dari luar diri siswa ada 2 macam yaitu:
v  Faktor Sosial
a.       Lingkungan keluarga: dalam kegiatan belajar, seorang anak diberi dorongan dan pengertian dari orangtua. Apabila anak sedang belajar anak jangan diganggu dengan tugas rumah. Orangtua berkewajiban member pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin membantu memecahkan masalah yang dihadapi anak disekolah. Didikan yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap kondisi anak dalam kegiatan belajar. Suasana yang kurang harmonis akan menimbulkan suasana kaku dalam belajar yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar. Sedangkan suasana rumah yang akrab, menyenangkan akan membuat dorongan yang kuat bagi anak dalam belajar.
b.      Latar belakang budaya: tingkat pendidikan dan kebiasaan keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Jadi anak-anak hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik agar anak termotivasi.
c.       Lingkungan masyarakat: pergaulan anak dapat mempengaruhi dalam proses belajar, maka anak dibimbing pada teman yang baik. Selain itu pola hidup lingkungan yang berada disekitar rumah juga sebagai factor, selain itu juga kegiatan lingkungan yang berlebihan yang melebihi kegiatan belajar.
v  Faktor non sosial
Sarana belajar yang kurang memadai, cuaca yang tidak mendukung dan keadaan rumah yang sempit dll.
Masalah Sosial
Kurangnya kemampuan siswa bersosialisasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya, misalnya kesulitan dalam kelompok belajar dan mengikuti bimbingan belajar. Masalah sosial dapat dikategorikan dalam empat faktor yaitu: faktor ekonomi yang kurang memungkinkan alias tidak tercukupi, faktor budaya yang berdampak tidak baik, tren yang kurang baik, faktor biologis yang menyangkut siswa yang cacat, minder, dan faktor psikologis yang menyangkut gangguan mental yang membuat stress dan gangguan syaraf.
Ada tiga masalah sosial menurut STARK (1975)
a.       Konflik dan kesenjangan yang menyangkut kemiskinan, kesenjangan sosial, pelecehan, konflik antar kelompok dll
b.      Perilaku penyimpangan yang menyangkut kecanduan obat terlarang, miras, gangguan mental, kenakalan, kekerasan pergaulan.
c.       Perkembangan manusia: yaitu masalah keluarga.

KESIMPULAN: identifikasi masalah sangat diperlukan ketika seorang konselor menghadapi klien atau konsili yang tengah bermasalah supaya tujuan penyelesaiannya tercapai. Dalam presentase ini kita melihat kajian mengenai masalah yang dihadapi oleh siswa baik dalam belajar maupun dalam bersosialisasi. Maka peran aktif antara orang tua dan guru diperlukan dalam pembentukan pribadi siswa dan member solusi terhadap masalah yang dialami.